Kepala SDN Blanakan Hj. Tuti Suwarsih, menyerahkan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada siswa-siswi. (Ist.)
SUBANG (DUPAN) – Dea, Siswa kelas 6 SDN Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang mengaku senang mendapatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.
Dengan adanya program MBG, menurut Dea, membuat dia bisa mengirit uang jajannya sebesar Rp 8 ribu.
Sebelumnya, saat sekolah ia kerap membeli jajanan di kantin sekolah dengan mengeluarkan uang hingga Rp 8 ribu. “Saya sangat senang, bisa lebih irit bekal,” tuturnya, Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Dea, menu MBG yang dia terima pada saat itu, enak. Menu makan bergizi saat itu adalah nasI goreng tepung, capcay, dan pepaya.
Makanan tersebut dikemas di kotak makan berbahan stainless steel. Tak lupa susu UHT menjadi pelengkap makan siswa tersebut.
“Terimakasih untuk makanannya, makanannya enak banget. Semangat ya bekerja untuk menyediakan menu makan kami dengan sepenuh hati,” ujar Dea.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Blanakan Hj. Tuti Suwarsih mengatakan pihaknya mendukung penuh program MBG yang ditujukan bagi seluruh peserta didiknya.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Blanakan Hj. Tuti Suwarsih, menyerahkan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada siswa siswi sekolah tersebut.
“SD Negeri Blanakan salah satu sekolah yang terpilih sebagai sasaran pelaksanaan Program MBG yang mulai diluncurkan pemerintah yang dimulai dua minggu yang lalu,” ucapan nya.
Ia berharap, program tersebut dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu, agar mereka mendapat asupan gizi yang seimbang dan memenuhi standar empat sehat lima sempurna.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jayamukti Blanakan, Pandri Prabowo, mengatakan, SPPG Jayamukti Blanakan adalah satu-satunya dapur MBG di Kecamatan Blanakan yang sudah beroperasi.
Dia menambahkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah diterapkan di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang sudah 2 pekan yang lalu.
“Setiap harinya, kami menyiapkan makanan untuk 3.410 siswa di 6 Sekolah Dasar, 1 SMP dan 1 SMA,” ungkap Pandri. (Sahidin)